Health & Diet
Kuncinya, Olahraga Rutin

2 Mar 2015


Setelah latihan beban di gym, lari berkilo-kilometer, atau melakukan gerakan yoga selama satu jam, Anda tentu merasa lelah dan keluar banyak keringat. Otak pun mengirim sinyal lapar. Biasanya muncul keinginan untuk ‘balas dendam’. “Toh, sudah membakar ratusan kalori, pantas jika tubuh (dan lidah) diberi reward jajanan favorit,” pikir Anda. Di sinilah jebakannya. Bukannya mendapatkan tubuh lebih langsing, Anda malah mendapat banyak bonus kalori. Ujung-ujungnya, berat badan dan timbunan lemak makin bertambah.

Jujur saja, ketika tubuh kita merasa capek dan lapar berat,  pasti otak  akan membayangkan hidangan lezat. Dari yang ‘ringan’ seperti sepiring siomay atau dim sum, sampai yang ‘berat’ dan nendang seperti seporsi nasi uduk komplet.  Mengapa demikian?
Menurut ahli gizi dan nutrisi, Emilia E. Achmadi MS., RD, biasanya mereka yang mudah merasa lapar setelah olahraga adalah mereka yang olahraganya hanya dilakukan impromptu, spontanitas, dan belum menjadi kebiasaan rutin. Karenanya, tubuh tidak melihatnya sebagai aktivitas reguler, melainkan sebagai kerja keras yang menguras energi. Dan, untuk itulah, energi harus dikembalikan dengan cepat.

Alasan lainnya, olahraga tersebut dilakukan tanpa adanya pre-exercise meal atau asupan sebelum latihan.  Tanpa adanya pre-exercise meal, persediaan energi dalam bentuk glikogen sangat rendah, dan ini dapat menstimulasi hormon yang membuat rasa lapar berlebih dan membuat tubuh mencari gula dan lemak. Otomatis otak Anda akan memesan makanan yang kaya akan gula dan lemak.

Lain halnya jika olahraga dilakukan secara reguler seperti layaknya olahragawan, otomatis tubuh akan beradaptasi dan memiliki mekanisme sendiri dalam hal mengalokasi energi dalam bentuk glikogen dalam darah, otot, dan hati.  “Tubuh yang terlatih tidak akan memunculkan nafsu makan berlebih setelah aktivitas olahraga dilakukan,” tutur Emilia. 

Advertisement
Hal ini terlihat pada kebiasaan para atlet profesional yang memiliki disiplin tinggi.  Nyatanya, mereka tidak pernah ‘pig out' setelah latihan.  “Itu karena mereka memiliki pola makan yang teratur dan konsisten.  Efeknya, gula darah tidak akan turun terlalu rendah, atau masih pada kisaran normal. Metabolisme untuk proses penyimpanan kembali persediaan glikogen juga berjalan dengan normal,” jelas Emilia.

Untuk itu, Emilia menyarankan, olahraga harus diawali dengan persediaan glikogen atau energi yang optimal. Hal ini bisa didapat dengan pola makan seimbang yang rutin dan juga dengan timing menu makan yang baik.  Apabila memungkinkan, konsumsi makanan lengkap 4 jam sebelum latihan, terdiri dari karbohidrat kompleks + lean protein + serat.

Lalu, 30 menit sebelum olahraga, asupan yang tepat adalah konsumsi sumber karbohidrat yang mudah dicerna, seperti pisang, yoghurt, smoothies, oatmeal, muffin, atau cookies. Karbohidrat yang mudah dicerna ini juga bisa dipilih jika Anda biasa melakukan olahraga di pagi hari, tak lama setelah bangun tidur.

FICKY YUSRINI


Baca Juga: Intensitas, Durasi, Berat Badan
                Rumus Langsing



 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda? 

https://www.helpforassessment.com/blog/style/ https://www.baconcollision.com/css/ https://seomush.com/ https://radglbl.com/ https://stmatthewscommunityhall.co.uk/vendor/ https://www.bgquiklube.com/style/ https://proton.co.ke/css/ https://www.888removalist.com.au/vendor/ https://quill.co.id/js/ https://aniworld.com.de/css/ https://gmitklasiskupangbarat.or.id/js/ slot gacor สล็อตออนไลน์" เว็บตรงสล็อต MAX33 คาสิโนออนไลน์ MAX33 สล็อตเว็บตรง